AKARTA, KOMPAS.com - Tahun ini, Monbukagakusho atau 'Program Beasiswa Pemerintah Jepang' berupa 'Research Student 2010' kembali dibuka. Selain biaya studi, beasiswa ini juga meliputi biaya hidup tanpa adanya ikatan dinas. Buat Anda yang tertarik, pendaftarannya hanya sampai bulan depan.
Memang, Jepang merupakan satu dari sekian banyak negara tujuan studi pilihan pelajar
Monbukagakusho merupakan beasiswa yang cukup dikenal oleh masyarakat
Di Indonesia, pendaftaran dan penyeleksian penerima beasiswa Monbukagakusho diselenggarakan oleh Kedutaan Besar Jepang dan Konsulat Jenderal Jepang di Surabaya,
Selain itu, peminat, pada saat menjalani research student ini juga diperbolehkan untuk melamar ke program S-2, S-3, atau Professional Graduate Course. Pun, peminat bisa melanjutkan lagi jenjangnya ke program S-3 setelah menyelesaikan program S-2-nya. Hanya, syaratnya harus lulus seleksi tes ujian dari universitas bersangkutan.
Skil Bahasa Jepang dan Pendaftaran
Pendaftaran beasiswa ini sudah dibuka sejak 20 April 2009 lalu. Hanya saja, batasnya masih cukup panjang, yaitu sampai 25 Mei 2009.
Umumnya, semua persyaratan utama tidak ubahnya dengan syarat utama mendaftar beasiswa lainnya. Hanya saja, beasiswa ini memberikan "syarat spesial" yaitu, kemampuan Bahasa Jepang. Karena pada dasarnya, kuliah di perguruan tinggi di Jepang harus memakai Bahasa Jepang sebagai bahasa pengantar.
Nilai TOEFL-PBT minimal mencapai angka 550 atau TOEFL - CBT minimal 213 atau TOEFL - IBT minimal 79. Standar keahlian bahasa itu juga bisa dari Japanese Language Proficiency Test dengan angka minimal level 2.
Buat Anda yang tertarik, formulir pendaftaran beasiswa bisa diambil di Bagian Pendidikan Kedutaan Besar Jepang, Konsulat Jenderal Jepang di Surabaya,
Tetapi, khusus pengembalian formulirnya harus langsung ke Bagian Pendidikan Kedutaan Besar Jepang di Jl M.H. Thamrin No.24 Jakarta, kode pos 10350, di nomor 021 319 24308 ext. 175 dan 176.
Asalkan mau berusaha dan didukung dengan prestasi baik, beasiswa di perguruan tinggi tentu dapat menjadi jalan lebar meraih masa depan yang cerah. Tahun ini saja, program beasiswa bernama Paramadina Fellowship telah merancang target untuk menerima 100 mahasiswa dari jalur bea siswa dari total 452 mahasiswa baru lainnya.
Bekerjasama dengan para dermawan Indonesia, Universitas Paramadina akan memberikan beasiswa kepada siswa-siswi lulusan Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) atau sederajat yang memiliki potensi akademis maupun non-akademis untuk mengikuti pendidikan (S-1) di universitas tersebut. Beasiswa ini diperuntukan bagi calon mahasiswa dari beberapa program studi yaitu Manajemen dan Bisnis, Falsafah dan Agama, Ilmu Komunikasi, Psikologi, Hubungan Internasional, Teknik Informatika, Desain Komunikasi Visual, serta Desain Produk Industri.
Sebesar 110 juta rupiah, beasiswa meliputi biaya transportasi dari daerah asal ke Jakarta, studi selama empat tahun, aktivasi kemahasiswaan, tunjangan buku sebesar 1 juta per semester, serta biaya hidup sebesar 1 juta perbulan. Selain itu, mahasiswa juga akan memeroleh fasilitas tinggal berupa asrama.
Menariknya, program beasiswa ini juga dipoles dengan program lanjutan pasca kelulusan mahasiswa bersangkutan. Pihak kampus, yang diwakili oleh pengurus Paramadina Fellowship dan Kerjasama Universitas Paramadina, akan menghubungkan langsung penerima beasiswa tersebut dengan si pendonor beasiswa yang bersangkutan. Program magang atau kesempatan kerja di perusahaan pendonor itu menjadi keunggulan program ini.
Syarat
Asalkan berprestasi dan mau berusaha, kesempatan meraih Paramadina Fellowship sangat terbuka lebar. Tidak semata berprestasi oke, melainkan juga kerakter dan kepribadian yang kuat serta memiliki kepercayaan diri yang mantap.
Berikut ini syarat-syarat umum penerima beasiswa yang perlu diketahui:
- Usia tak lebih dari 23 tahun saat tanggal 1 Januari 2009 lalu
- Minimum nilai akademis harus mencapai angka 7,5 mulai dari rapor SMA sejak kelas satu sampai tiga, nilai rata-rata Ujian Akhir Nasional (UAN), serta Surat Tanda Tamat Belajar (STTB).
- Perolehan prestasi juga berpengaruh dan mensyarakatkan, yaitu harus selalu masuk di urutan 10 besar sejak kelas dua SMA.
- Aktif berorganisasi baik di intra maupun ekstra sekolah, serta memiliki keahlian bahasa asing yang mumpuni selain bahasa Inggris
- Mengikuti tes berupa wawancara terkait karakter si calon penerima beasiswa maupun segala kemampuan teknis dan non teknis yang tertera di dalam formulir pendaftaran
- Batas waktu pendaftaran Program Paramadina Fellowship 2009 melalui pos sampai 11 April 2009 ini, sedangkan pendafataran dengan datang langsung ke kampus Universitas Paramadina sampai 18 April 2009
Ketentuan
Meraih beasiswa ke perguruan tinggi tentu merupakan prestasi berkat kemauan dan kerja keras. Untuk itu, setelah berhasil menjadi mahasiwa peraih bea siswa, prestasi dan semangat kerja keras itu harus dipertahankan. Kalau tidak, ketentuan berikut ini bisa menggagalkan atau menghentikan aliran beasiswa bagi mahasiswa bersangkutan, yaitu;
- Penerima beasiswa harus mampu menyelesaikan masa kuliahnya dalam kurun empat (4) tahun kalender akademik.
- Tidak mendapatkan nilai IPK minimal 3,00 selama dua semester perkuliahan, mahasiswa penerima beasiswa dinyatakan gagal dan tidak lagi memperoleh beasiswa untuk menyelesaikan sisa masa studinya.
- Nominasi meraih beasiswa akan gugur dengan sendirinya saat siswa/pendaftar beasiswa dinyatakan tidak lulus dalam Ujian Akhir Nasional (UAN).
Nah, tertarik, berani, dan merasa punya kemampuan meraih beasiswa ini? Unduh informasi lengkapnya di: http://www.paramadina.ac.id/files/form-pf2009.pdf
Kedutaan Besar
Program beasiswa ini berbasis persaingan internasional dan prestasi yang menawarkan kesempatan kepada pelajar, peneliti, dan profesional berprestasi tinggi dari kawasan Asia-Pasifik, termasuk Indonesia, untuk melakukan kajian, penelitian, dan pengembangan profesi di Australia dalam sejumlah disiplin ilmu.
Bill Farmer, Duta Besar
"Setiap tahun sejumlah warga
Pendaftaran ditutup pada 31 Juli. Untuk informasi lebih lanjut lihat di www.endeavour.deewr.gov.au.
IFP atau Ford Foundation International Fellowships Program merupakan program beasiswa terbesar dari The Ford Foundation, yaitu organisasi nirlaba berpusat di
Pengalaman IIEF cukup banyak dalam pengelolaan berbagai program beasiswa yang didanai oleh lembaga donor internasional. Khusus program ini, IIEF menyalurkan IFP untuk menyediakan beasiswa pascasarjana bagi anggota masyarakat yang kurang memiliki kesempatan menempuh pendidikan tinggi. Penduduk di daerah terpencil, masyarakat adat, masyarakat terpinggirkan, masyarakat di kawasan konflik atau pasca konflik pun berhak dan berkesempatan besar meraih beasiswa ini.
Memang, untuk itulah IFP disiapkan. Selain itu, mereka yang juga diberikan kesempatan sama adalah para mahasiswa dari golongan minoritas etnik, penderita cacat fisik atau sensorik, serta kaum perempuan.
Persyaratannya tidak sulit. Para pelamar harus berkewarganegaraan
Komitmen melaksanakan rencana kerja itu pun harus tinggi setelah Anda kelak menyelesaikan masa studi. Dan, --semoga ini merupakan kabar baik, disebutkan pula di persyaratan penerima beasiswa, bahwa pelamar perempuan sangat dianjurkan untuk mendaftar.
Anda tertarik? Berikut ini daftar bidang minat Ford Foundation yang dapat dipilih, sementara kriteria daftar disiplin atau program studi ditentukan sendiri dan disesuaikan dengan bidang minat tersebut, yaitu antara lain:
* Pengembangan Masyarakat (Community Development)
* Lingkungan dan Pembangunan (Environment and Development)
* Keuangan Pembangunan dan Sekuritas Ekonomi (Development Finance and Economic Security)
* Pengembangan Angkatan Kerja (Workforce Development)
* Anak, Pemuda, dan Keluarga (Children, Youth and Families)
* Seksualitas dan Kesehatan reproduksi (Sexuality and Reproductive Health)
* Hak Azasi Manusia (Human Rights)
* Kerjasama Internasional (International Cooperation)
* Pemerintahan (Governance)
* Masyarakat Madani (Civil Society)
* Reformasi Pendidikan (Educational Reform)
* Pendidikan Tinggi dan Keilmuan (Higher Education and Scholarship)
* Agama, Masyarakat dan Budaya (Religion, Society and Culture)
* Media (Media)
* Kesenian dan Budaya (Arts and Culture)
Untuk lebih jelasnya, Anda yang tertarik ingin mendaftar atau sekadar hanya ingin membagikan informasi ini ke masyarakat, bisa mengunjungi alamat situs mereka di: http://www.iief.or.id/ifp/faq.html#top. Gali lebih jauh informasi di dalamnya, dan manfaatkan sebaik-baiknya untuk menyongsong masa depan Anda dan mereka yang memerlukan.
Menurut Akbar, beasiswa program sekolah bertaraf internasional berasrama ini mencakup biaya pendidikan, tinggal dan makan di asrama, buku pelajaran, asuransi kesehatan, serta seragam selama tiga tahun ajaran. Untuk kebutuhan tersebut, program ini mendapatkan dukungan dari Sampoerna Foundation senilai 15.000 dolar atau sekitar 150 juta rupiah per siswa.
"Sekolah internasional ini didirikan sebagai bentuk kerja sama antara Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan dan kami untuk memenuhi kebutuhan sekolah bertaraf internasional yang bisa dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat di daerah tersebut," kata Akbar.
Akbar mengatakan, selama persyaratan dipenuhi, kesempatan ini terbuka lebar bagi seluruh masyarakat Sumatera Selatan. Selain WNI usia 14 sampai 16 tahun, persyaratan utama si siswa harus duduk di Kelas 9 atau SMP Kelas 3 di wilayah Provinsi Sumatera Selatan.
Nilai rata-rata akademik siswa juga harus mencapai minimum 7.50, mulai semester 1 atau Kelas 7 sampai semester 5 (Kelas 9). Prestasi itu juga harus diiringi dengan keharusan siswa berpredikat sepuluh besar di Kelas 9. "Dan si siswa berasal dari keluarga ekonomi menengah ke bawah," kata Akbar.
Kesempatan ini masih terbuka hingga Jumat, 24 April 2009, pekan depan. Untuk memeroleh informasi dan formulir aplikasi bisa didapatkan di masing-masing sekolah di seluruh provinsi Sumatera Selatan.
Selain itu, bisa juga dengan mengunduhnya langsung dari http://sumsel.diknas.go.id atau www.sampoernafoundation.org. Pengumuman peraih beasiswa akan dilaksanakan pada pertengahan Juni 2009 mendatang.
Kesiapan di sini tentu saja terkait mental dan kemampuan Anda menjawab secara diplomatis pertanyaan-pertanyaan sang pewawancara. Kadar potensi dan harapan di dalam diri Anda, itulah yang akan difokuskan oleh pewawancara. Karena dari situlah, pemberi beasiswa akan menilai dan menakar perkembangan diri Anda bagi kebutuhan institusi pemberi beasiswa di masa depan.
Namun, diplomatis bukan mengajarkan Anda berbohong, tentu saja, tetapi mencari jawaban tepat, baik itu untuk mengiyakan atau "mengelak". Dan ingat, tidak ada kebohongan yang tidak terlihat dari pandangan mata dan sikap tubuh Anda ketika duduk di hadapan seorang pewawancara.
Simak beberapa pertanyaan sebagai tips di bawah ini. Tetapi, ini hanya semata panduan, bukan untuk membuat Anda menyiapkan sebuah manipulasi jawaban, yang bisa Anda sesuaikan dengan cerminan diri Anda.
Apa alasan Anda memilih perguruan tinggi ini?
Katakan sejujurnya sesuai keinginan dan cita-cita Anda. Pastikan, diri Anda yakin memilih perguruan tinggi ini.
Mengapa Anda memilih jurusan ini?
Ingat, tidak ada pemberi beasiswa yang mau memberikan beasiswa kepada Anda karena merasa salah memilih jurusan, terpaksa, atau tanpa memiliki deskripsi apa pun tentang jurusan pilihan Anda ini.
Apa yang Anda miliki dan bermanfaat bagi kami?
Jangan terkecoh, karena kali ini mental Anda-lah yang mulai diuji, bukan teknis. Baik itu kedekatan Anda dan orang tua, ketekunan belajar, ngotot dalam belajar, ingin terus berprestasi atau suka dengan persaingan yang ketat, ceritakan itu semua.
Punya keterampilan atau pengetahuan lain (di luar bidang atau jurusan yang Anda pilih?
Ambil contoh, Anda terkenal kreatif dalam hal desain grafis. Katakan saja dan jelaskan apa yang pernah Anda lakukan dengan keterampilan itu sebagai prestasi, sekecil apa pun.
Ingin seperti apa target karier Anda ke depan?
Ini bisa datang tiba-tiba dan belum tentu sesuai sebagai lanjutan pertanyaan sebelumnya. Bahkan bukan tak, pertanyaan lain akan membuat Anda tak siap karena terkesan melantur jauh ke masa depan. Ya, seperti misalnya, "Kalau boleh berandai-andai, ingin jadi seperti apa Anda sepuluh tahun lagi?"
Anda tidak perlu tergagap dan buntu menjawab. Karena memang, sebagai penerima beasiswa Anda harus selalu punya target, punya perencanaan matang, dan semangat bekerja keras untuk mencapai rencana dan target-target Anda. Sinergi ketiganya itulah yang akan menjadi jawaban Anda.
Pertanyaan bisa meloncat lagi, seperti misalnya, "Prestasi apa yang pernah membuat Anda bangga selama ini?"
Biasanya, Anda akan diarahkan untuk lebih spesifik pada satu bidang, baik itu prestasi akademis maupun non-akademis. Namun, jangan merasa terbeban, apalagi sampai terlalu under pressure lantaran tidak berprestasi secara akademis.
Ya, ceritakan apa saja, selama itu berbau prestasi Anda meski tidak memperoleh penghargaan sekalipun. Camkan bahwa prestasi tidak selalu harus ada piagam dengan tanda hitam di atas putih. Perlihatkan bahwa Anda sangat bangga dengan prestasi itu karena Anda memang menguasainya.
Kalau boleh tahu, apa hobi Anda?
Apapun itu, hobi adalah nilai tambah dalam diri Anda. Anda terbukti punya "sesuatu" meskipun tidak selalu berhubungan dengan kegiatan inti Anda terkait beasiswa ini. Hobi membedakan Anda dengan orang lain. Maka, katakan bahwa Anda begitu besar memberikan perhatian pada hobi Anda di kala waktu senggang.
Bahkan jika Anda masih ingat, ceritakan bahwa Anda pernah terlibat kegiatan ekstrakurikuler di sekolah. Biasanya, jawaban Anda akan dilanjutkan pertanyaan seputar kemungkinan atau ketertarikan Anda untuk melanjutkan hobi ini di perguruan tinggi yang akan Anda masuki.
Apakah menurut Anda, Anda memang pantas menerima beasiswa ini?
Dus, hati Anda tentu berdebar-debar mendengar pertanyaan yang satu ini. Pikir Anda, mungkin, "Kalau tidak pantas, kenapa saya dipanggil wawancara sih?"
Memang, tetapi Anda tidak perlu membuang waktu banyak untuk memikirkan hal itu di kepala Anda. Rangkum semua jawaban di atas tadi, baik itu kelebihan-kelebihan Anda, harapan, serta target Anda di masa depan.
Jangan lupa, ada baiknya Anda mengulas berbagai sudut pandang mengenai kriteria program beasiswa yang akan Anda terima ini. Lebih bagus lagi, Anda sudah mengetahui target dan harapan institusi pemberi beasiswa dan mengemukakannya kepada si pewawancara.
Anda siap menjawab semua pertanyaan tadi, kelak?
AKARTA, KOMPAS.com — Beberapa pertanyaan utama sudah dilontarkan. Anda pun kemungkinan sudah bisa memiliki gambaran untuk menjawabnya. Namun jangan puas dulu, masih ada beberapa pertanyaan dan hal lain perlu Anda ketahui.
Kira-kira, siapakah yang memengaruhi hidup Anda? Alasannya?
Anda tentu punya background perjalanan hidup Anda. Ayah, ibu, paman, atau teman sekalipun yang Anda anggap punya kontribusi dalam cara pandang atau meraih prestasi dalam hidup Anda, kiranya penting untuk dikisahkan.
Seberapa dekat Anda dengannya juga bisa menjadi fokus tambahan cerita Anda kepada si pewawancara sebagai alat yang bisa semakin meyakinkannya.
Anda pasti pernah berbuat kesalahan, bisa tolong ceritakan, bagaimana Anda bisa belajar sesuatu dari kesalahan Anda itu!
Ini bukan pertanyaan menjebak. Buat Anda, justru di sinilah letak si pewawancara ingin mengetahui lebih jauh mental dan sikap Anda dalam menerima sebuah kesalahan, memperbaiki kesalahan itu, dan lebih baik di masa depan. Berikut kiat Anda menuntaskan masalah terkait kesalahan-kesalahan Anda itu.
Bagaimana Anda menghadapi sebuah masalah besar dalam hidup Anda. Silakan Anda ceritakan!
Dari sekian banyak masalah pernah Anda hadapi, tentu ada satu dua yang bisa Anda bilang sebagai masalah besar dalam hidup Anda. Pilah-pilih dulu, tentukan baik buruknya masalah yang akan Anda ceritakan, baru kemudian Anda kisahkan kepada pewawancara. Hal ini tentu terkait dengan kepribadian Anda di mata institusi pemberi beasiswa.
Apa yang Anda harapkan segera setelah lulus nanti?
Upayakan jawaban Anda adalah ingin meneruskan sekolah, mencoba merintis karier atau bekerja, dan bukan ingin menikah, membeli rumah, atau jalan-jalan ke luar negeri, misalnya. Hal ini terkait pengembangan diri Anda dan institusi pemberi beasiswa di masa depan. Mereka tidak ingin mencetak Anda sebagai pribadi yang sia-sia.
Lebih lanjut, Anda tidak akan menemukan pertanyaan lain yang berarti. Tetapi, beberapa hal di bawah ini sangat perlu menjadi perhatian:
- Anda datang tepat waktu.
- Kenakan pakaian yang cocok, dan bukan jenis pakaian nonformal atau tidak resmi.
- Kesan yang baik bukan diciptakan oleh pewawancara, melainkan oleh Anda. Maka, sambut si pewawancara, beri salam, jabat tangannya, dan langsung kenalkan nama Anda.
- Sekali lagi, diplomatis tidak untuk mengajarkan Anda berbohong, melainkan memberi jawaban yang tepat, baik itu untuk mengiyakan atau "mengelak". Hindari jawaban bertele-tele, ngalor-ngidul, dan keluar dari topik utama pertanyaan. Jika itu terjadi, Anda hanya akan membuka peluang bagi si pewawancara untuk terus memberi pertanyaan lanjutan.
- Ingat, tak selamanya pewawancara ingin Anda memberikan jawaban cepat. Kadang, pertanyaan sulit darinya adalah semata untuk melihat reaksi Anda. Untuk itulah, saat bingung mendera karena tidak lantas bisa menjawab, ada baiknya Anda diam sejenak dan berpikir. Ya, Anda tidak perlu gegabah dan sembrono mengeluarkan kata-kata yang sebenarnya Anda tidak tahu maksud dan tujuannya.
Nah, kini Anda semakin siap dipanggil wawancara, bukan?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar